Jebakan Betmen dalam Bisnis

Dalam berbisnis, terkadang banyak hal-hal kecil yang kita anggap sepele. Hal-hal kecil itulah yang biasanya dapan menjadikan bisnis kita maju dan mundur, tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya. Berikut adalah hal-hal kecil yang merupakan jebakan betmen dalam bisnis
Tahu bukan apa itu jebakan Betmen?Jebakan Betmen adalah kondisi dimana kita, terkadang secara konyol terperangkap pada suatu kondisi dimana seharusnya bisa dengan mudah mencegah atau menghindarinya, andai saja kita lebih waspada sebelumnya. Kalau di Kaskus, biasanya kita membuka tautan-tautan yang menjebak, entah itu iklan atau virus, itulah jebakan Betmen.

Apa saja 5 Jebakan Betmen dalam bisnis?

1. Penjualan tanpa pola
Maksudnya, terjadi penjualan, bahkan kadang agak rutin dan agak besar. Sayangnya kita sebagai pemilik bisnis tidak tahu kenapa terjadi penjualan tersebut. Kenapa orang mau beli produk kita. Lebih parah lagi, sesungguhnya kita bahkan tidak pernah merencanakannya. Penjualan produk adalah akibat dari rencana-rencana penjualan yang kita tulis, sehingga pola pembelian sebetulnya bisa diterka. Jika produk saya begini dan begini, pasti konsumen mau beli. Jika tidak begini, mungkin dibeli mungkin juga tidak. Jika produk saya begitu, pasti tidak dibeli. Hal ini karena tak ada orang yang lebih tahu produk kita selain kita sendiri. Penjualan tanpa pola adalah Batman Trap, sebab bukan merupakan sebab akibat dan bukan pula memberikan jaminan akan terus terjadi penjualan yang tumbuh. Dan penjualan seperti ini lebih karena faktor keberuntungan, dikhawatirkan seperti kata Kiyosaki: beginner's luck.

2. Penjualan berjangka tanpa penjualan rutin
Maksudnya adalah terjadi penjualan besar dalam hitungan lebih lama seperti bulan, musim dst, tapi tidak terjadi penjualan harian atau mingguan atau bulanan yang lebih rutin dan menciptakan arus kas. Bagi pemula yang belum memiliki pondasi kas yang baik, ini adalah super trap. Pendapatan 100jt, jika didapat 6 bulan sekali, tidak bisa dikatakan arus kas yang baik atau pendapatan bulanan. Trapnya adalah berkata: pendapatan saya bulan ini 100jt. Padahal 5 bulan sebelumnya berpendapatan 0. Realistisnya adalah pendapatan 100jt dibagi 6 bulan, dikurangi pengeluaran selama 6 bulan, barulah didapat profit (selama 6 bulan), itulah riil profit kita.Saya sendiri harus belajar banyak dari trap nomor 2 ini.

3. Terpukau omzet
Tidak ada yang salah dengan omzet. Segalanya memang dimulai dari omzet. Tapi seperti kata pepatah, profit is king. Mudah terpukau dengan besarnya omzet, tapi lupa berfikir margin adalah batman trap.

4. Terpukau status / popularitas
Ini adalah trap yang paling tidak penting, tapi justru banyak mendera pengusaha atau calon pengusaha. Lihatlah Hj Dahlia, entah beliau pengusaha entah bukan, tapi secara passive 25pintu kontrakannya terus tumbuh nilainya, toko materialnya pun berkembang. Tidak penting lagi disebut pengusaha atau pebisnis, karena menjadi pebisnis atau tidak, hanyalah profesi untuk menciptakan arus kas selancar mungkin.

5. Tidak memperhatikan hal teknis
Hal teknis seperti keuangan, pengaturan jobdesc karyawan, mengkontrol karyawan berjam-jam mungkin saja membosankan dan terlalu teknis. Tapi bisa jadi inilah pondasi utama berjalannya roda usaha. Memastikan karyawan bekerja dengan baik dari level terrendah sampai tertinggi (entah langsung atau delegasi) tentu saja sangat membantu lancarnya roda usaha agar terus berputar. Sebaliknya, terlalu sibuk dengan urusan "luar", apalagi yang tidak ada kaitannya dengan pertumbuhan bisnis kita sendiri, mengabaikan teknis kerja, akan membawa kita terjebak pada jebakan betmen, yang sekali lagi, seharusnya bisa dengan mudah dihindari.Sila dilanjut dengan trap-trap yang lain bagi yang menemukannya...

Salam,
Lutfiel
www.bebiluck.com
sumber : Milis TDA PUSAT